A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: strpos(): Non-string needles will be interpreted as strings in the future. Use an explicit chr() call to preserve the current behavior

Filename: MX/Router.php

Line Number: 239

Backtrace:

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/application/third_party/MX/Router.php
Line: 239
Function: strpos

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/application/third_party/MX/Router.php
Line: 72
Function: set_class

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/index.php
Line: 316
Function: require_once

Geser PDIP, Gerindra Pimpin Perolehan Kursi DPRD Lampung | Harian Momentum

Geser PDIP, Gerindra Pimpin Perolehan Kursi DPRD Lampung

315 Views
Bendahara DPD Gerindra Lampung, Elly Wahyuni. Foto: Ikhsan.

MOMENTUM, Bandarlampung--Pemilihan umum (pemilu) 2024, Partai Gerindra menggeser PDI Perjuangan dalam perolehan kursi di DPRD Provinsi Lampung.

Dari 85 kursi di DPRD Provinsi Lampung, Gerindra memperoleh 16 kursi. Sementara PDIP 13 kursi. Disusul PKB dan Golkar masing- masing 11 kursi, Partai Nasdem 10 kursi, Demokrat 9 kursi, PAN 8 kursi, serta PKS 7 kursi.

Perolehan kursi Gerindra di DPRD Lampung itu, meningkat atau bertambah lima kursi dari periode sebelumnya yang berjumlah 11 kursi.

Menurut Bendahara DPD Gerindra Lampung Elly Wahyuni, yang diraih partainya itu belum sesuai dengan target. Yaitu, setiap daerah pemilihan (dapil) mendapat tambahan satu kursi atau petahana plus satu.

"Target Partai Gerindra, alhamdulillah hampir tercapai. Dari 11 kursi menjadi 16 kursi (DPRD Lampung). Sementara targetnya, incumbent (petahana) plus satu (di setiap daerah pemilihan atau dapil)," katanya, Rabu (20-3-2024).

Elly menyampaikan apresiasi kepada seluruh kader Gerindra atas kerjasama dan perjuangannya dalam pemilu 2024, yang menurutnya, merupakan konstestasi yang luar baisa dan melelahkan. 

"Hampir seluruh provinsi menyatakan kalau pileg 2024 adalah pileg yang paling luar biasa. Luar biasa melelahkan," ungkapnya.

Menurutnya, hal itu lantaran sistem pemilu yang saat ini digunakan yakni, proporsional terbuka.

"Mungkin ini akibat sistem terbuka," katanya.  Perjuangan anggota dewan petahana menyerap aspirasi masyarakat, sosisalisasi perda, pembinaan idologi Pancasila, dan reses selama lima tahun, dinilai belum maksimal. Buktinya, banyak petahana yang tidak kembali terpilih sebagai wakil rakyat. (*)