A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: strpos(): Non-string needles will be interpreted as strings in the future. Use an explicit chr() call to preserve the current behavior

Filename: MX/Router.php

Line Number: 239

Backtrace:

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/application/third_party/MX/Router.php
Line: 239
Function: strpos

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/application/third_party/MX/Router.php
Line: 72
Function: set_class

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/index.php
Line: 316
Function: require_once

Misi Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, Ikhsyat Syukur Dorong Wartawan Kuliah Lagi | Harian Momentum

Misi Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, Ikhsyat Syukur Dorong Wartawan Kuliah Lagi

808 Views
Ikhsyat Syukur, penggagas Sekolah Ilmuwan Minangkabau saat menjadi pemateri dalam Pelatihan Jurnalistik Peserta Program Fellowship Jurnalisme Pendidikan angkatan kedua, Senin (31-5-2021). Foto: ist

MOMENTUM, Bandarlampung--Wartawan punya tugas mulia untuk turut serta memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui karya jurnalistik berkualitas.

Begitulah kalimat pembuka yang disampaikan Ikhsyat Syukur, penggagas Sekolah Ilmuwan Minangkabau dalam Pelatihan Jurnalistik Peserta Program Fellowship Jurnalisme Pendidikan angkatan kedua, Senin (31-5-2021).

Kegiatan bertajuk Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) yang diikuti para jurnalis lintas provinsi tersebut digelar secara virtual.

Ikhsyat Syukur yang juga pengamat pendidikan tersebut menyatakan bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan amanat Undang-undang 1945.

“Bahkan di banyak negara, media dipercaya sebagai pilar keempat demokrasi,” kata Ikhsyat.

Dia pun menyadur kalimat yang sempat diutarakan Presiden ke-3 Amerika Serikat, Thomas Jefferson: lebih baik memiliki pers tanpa pemerintah, daripada memiliki pemerintah tanpa pers.

Melalui penuturannya tersebut, Ikhsyat Syukur menggambarkan betapa pentingnya tugas seorang wartawan.

Karenanya, dia mengajak segenap wartawan yang ikut dalam program Fellowship Jurnalisme Pendidikan untuk ikut andil dalam tugas mulia: mencerdaskan kehidupan bangsa.

Terlebih, menurut Ikhsyat, pandemi covid-19 yang melanda seantero dunia menyebabkan kemunduran dalam berbagai aspek, khususnya dunia pendidikan. Termasuk di Indonesia.

Dia pun berharap, kabar baik yang dihembuskan oleh Kementeria Pendidikan, yang akan kembali menggelar sekolah tatap muka pada bulan mendatang benar-benar terwujud.

Para wartawan lintas provinsi saat mengikuti pelatihan jurnalisme pendidikan angkatan secara virtual.

Dalam kesempatan yang sama, Ikhsyat juga mendorong segenap wartawan untuk terus menuntut ilmu, melanjutkan studi pendidikannya.

“Sekarang sudah banyak beasiswa untuk kuliah, baik di dalam maupun luar negeri. Tinggal kita berusaha, agar layak mendapatkannya,” seru pria yang sejak kecil sudah gemar membaca koran itu.

Ikhsyat juga berharap, para jurnalis muda yang tergabung dalam GWPP kelak bisa kuliah (S2-23) di luar negeri melalui program beasiswa.

Selain untuk dosen atau pengajar, program beasiswa luar negeri ini banyak diperuntukkan bagi jurnalis,” jelasnya.

Menurut Ikhsyat, ada kebanggaan tersendiri bagi anak bangsa yang bisa mengenyam pendidikan di luar negeri melalui jalur beasiswa.

Apalagi dia seorang jurnalis, yang memang punya tugas turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.(**)

Laporan/Editor: Agung Chandra Widi