A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: strpos(): Non-string needles will be interpreted as strings in the future. Use an explicit chr() call to preserve the current behavior

Filename: MX/Router.php

Line Number: 239

Backtrace:

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/application/third_party/MX/Router.php
Line: 239
Function: strpos

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/application/third_party/MX/Router.php
Line: 72
Function: set_class

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/index.php
Line: 316
Function: require_once

Gugur Sebelum Perang | Harian Momentum

Gugur Sebelum Perang

828 Views
Andi Panjaitan, Pemred Harian Momentum.

MOMENTUM-- Indonesia kembali berduka. Kali ini, kabar menyedihkan itu datang dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL).

Sebanyak 53 prajurit dinyatakan gugur. Bukan saat berperang, melainkan ketika latihan. Kapal selam Nanggala 402 yang mereka tumpangi karam.

Tragis. Tapi itulah faktanya. Puluhan prajurit pemberani itu terpaksa meregang nyawa akibat kondisi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang relatif tua.

Kapal selam buatan Jerman itu berusia 43 tahun. Diproduksi pada tahun 1978 dan mulai diluncurkan pada tahun 1980. 

Jelas, kapal itu tidak muda lagi. Bahkan bisa disebut sudah tua. 

Bangkainya diperkirakan berada di kedalaman 838 meter. Jauh berada di bawah kedalaman operasi maksimumnya, 500 meter.

Kecelakaan serupa juga terjadi pada Juli 2020 lalu. Saat itu, kapal perang TNI AL, KRI Teluk Jakarta-541 tenggelam di perairan arah Timur laut Pulau Kangean, Jawa Timur.

Kapal berusia 41 tahun itu karam di kedalaman 90 meter. Meski tidak ada korban jiwa, tetapi peristiwa itu menambah daftar panjang kecelakaan alutsista tua milik TNI.

Sebelumnya, Pesawat tempur Hawk 209 milik TNI Angkatan Udara (AU) jatuh di Kampar, Riau. Peristiwa naas pada 16 Juni 2020 itu terjadi saat latihan rutin.

6 Juni 2020, Helikopter MI-17 HA5141 milik TNI AD jatuh saat latihan terbang di Kendal, Jawa Tengah. Empat anggota TNI AD meninggal dunia.

28 Juni 2019, Helikopter M1-17 milik TNI jatuh di kawasan Oksibil, Papua. 12 orang penumpang dan kru dinyatakan tewas dalam operasi pengiriman logistik tersebut.

10 Maret 2018, Tank M113 milik TNI AD terperosok ke sungai di Purworejo, Jawa Tengah, saat membawa siswa PAUD dan TK sehingga menyebabkan dua orang meninggal dunia.

18 Mei 2017, peluru nyasar akibat meriam Giant Bow milik TNI AD yang tidak bisa diarahkan menyebabkan empat orang meninggal.

18 Desember 2016, pesawat Hercules Bell C-130 HS dengan nomor registrasi A-1334 milik TNI AU dari Timika menuju Wamena jatuh menabrak Gunung Pugima, di Jayawijaya, Papua. 12 awak dan satu penumpang meninggal dunia.

3 Desember 2016, Pesawat Skytruck Polri dari Pangkalpinang menuju Batam jatuh di perairan Dabo dan mengakibatkan 13 orang meninggal.

Tentu masih banyak lagi daftar kecelakaan yang melibatkan alutsista milik TNI. Jika diuraikan dalam tulisan ini, tentu anda akan lelah membacanya.

Meski beberapa kejadian akibat kelalaian petugas, tapi sebagian besar disebabkan alutsista tua. 

Presiden melalui Menteri Pertahanan (Menhan) harus segera mengevaluasi secara menyeluruh deretan kecelakaan itu. Jangan sampai kejadian serupa terulang.

Cukup sudah prajurit gugur saat latihan. Jangan sampai negara lain mengolok- ngolok kita. Ajal memang ditentukan Tuhan. Tapi setidaknya, kecelakaan dalam latihan perang bisa diminimalisir dengan adanya alutsista laik dan sumber daya manusia yang mumpuni.

Tabik Pun. (**)