A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: strpos(): Non-string needles will be interpreted as strings in the future. Use an explicit chr() call to preserve the current behavior

Filename: MX/Router.php

Line Number: 239

Backtrace:

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/application/third_party/MX/Router.php
Line: 239
Function: strpos

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/application/third_party/MX/Router.php
Line: 72
Function: set_class

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/index.php
Line: 316
Function: require_once

Refleksi Hari Bumi dari Limbah Medis | Harian Momentum

Refleksi Hari Bumi dari Limbah Medis

703 Views
Ilustrasi/ist

MOMENTUM, Yogyakarta--Hari bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April merupakan hari di mana kita sebagai penduduk bumi merefleksi tentang kerusakan-kerusakan yang terjadi di bumi. 

Polusi kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kegiatan sehari-hari. Perkembangan teknologi tak ramah lingkungan menjadi salah satu penyebabnya. Namun kini polusi tidak hanya dari asap kendaraan atau limbah pabrik saja. 

Di masa pandemi ini muncul problematika baru yaitu limbah medis. Limbah medis memang tidak mungkin dihindari karena penduduk di seluruh dunia diwajibkan untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). 

APD yang sangat wajib digunakan adalah masker. Limbah medis tidak bisa diperlakukan seperti sampah yang lain. Hal ini memerlukan penanganan khusus. Jika sampah masker dibuang bercampur dengan sampah rumah tangga dikhawatirkan masih mengandung virus yang masih aktif. Belum lagi kebanyakan orang tidak merusak masker dengan memotong talinya. 

Hal ini beresiko sampah medis ini dimanfaatkan kembali oleh orang-orang yang kurang bertanggungjawab.

Limbah masker ini memang terdengar sepele, namun pada bulan Juni, kelompok konservasi laut Prancis OpĂ©ration Mer Propre melaporkan Laut Mediterania penuh dengan masker medis sekali pakai. 

Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi kita terhadap biota laut. Karena bisa saja mereka mengira tali masker adalah makanan dan memakan limbah tersebut. Jika biota laut memakan sampah masker mereka tidak akan mampu mencernanya dan bisa menyebabkan kematian.

Sampah masker layaknya efek domino dari pandemi. Kita harus memakai masker untuk melindungi diri. Namun masker sendiri tidak dapat didaur ulang dan menjadi masalah baru bagi bumi.

Bumi sudah cukup lelah tertimpa polusi dari asap kendaraan ataupun limbah pabrik, dan kini ditambah dengan limbah medis.

Limbah medis tidak bisa dihindari di masa pandemi ini. Oleh karenanya kita harus pintar-pintar dalam mengolahnya agar tidak semakin menambah beban bumi kita tercinta. 

Hendaknya dalam membuang masker talinya dipotong dan bagian maskernya digunting agar tidak dimanfaatkan kembali oleh oknum tidak bertanggungjawab. 

Dalam membuang limbah medis pun jangan dicampur dengan limbah rumah tangga. Bila mungkin sterilkan ulang masker di autoklaf agar dapat digunakan kembali. 

Bila sudah tidak mungkin di gunakan kembali sebaiknya limbah medis dibakar menggunakan oven khusus agar tidak terjadi polusi baru akibat pembakaran. Namun sayang alat-alat tersebut sulit untuk dijangkau oleh masyarakat luas.

Terbatasnya alat-alat untuk mengolah limbah medis sebaiknya dapat menjadi renungan bersama agar kita tetap dirumah saja sehingga dapat menekan penggunaan APD sehingga limbahnya pun tidak semakin menumpuk.

Segala upaya tersebut harus kita lakukan agar dapat menyelamatkan bumi kita dari limbah medis. Sayangi bumi kita karena bumi adalah tempat tinggal kita.

Kita juga harus peduli kepada spesies lain yang tinggal di bumi karena kita hidup berdampingan. Jangan biarkan bumi menanggung beban terlalu berat hingga bumi tak nyaman lagi untuk kita tinggali. (**)

Penulis: Azizah Rizka Wahyuningtyas mahasiswa dari prodi Pendidikan Kimia UIN Sunan Kalijaga