A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: strpos(): Non-string needles will be interpreted as strings in the future. Use an explicit chr() call to preserve the current behavior

Filename: MX/Router.php

Line Number: 239

Backtrace:

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/application/third_party/MX/Router.php
Line: 239
Function: strpos

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/application/third_party/MX/Router.php
Line: 72
Function: set_class

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/index.php
Line: 316
Function: require_once

Kita Pasti Pulang | Harian Momentum

Kita Pasti Pulang

866 Views
Andi Panjaitan, Pemred Harian Momentum.

MOMENTUM-- Sering kali manusia lupa akhirat karena terlalu asyik dengan dunia yang membutakan hati.

Padahal, akhirat itu tujuan akhir setelah dunia kiamat. Itu pasti. Karena ada hidup sesudah mati. 

Demikian penggalan ceramah almarhum KH Zainudin MZ yang kudengar, kemarin. 

Tautan video ceramah yang dibagikan seorang sahabat di sebuah grup whatsapp (WA) itu begitu membekas di hati.

Seketika mengingatkan setiap penontonnya akan kematian. Termasuk aku. Meski pasti, tapi tidak satu pun manusia di dunia ini yang tau kapan azalnya tiba. Bisa besok, lusa atau seterusnya.

Kematian juga tidak pandang usia. Terkadang ada kakek sakit- sakitan, tapi malah cucunya yang meninggal duluan. Pagi ini segar- bugar, siangnya ada tetangga mati.

Pertanyaannya, apakah kita sudah siap untuk mati? 

Jika sudah punya bekal yang cukup, tentu kematian bukanlah hal yang menakutkan.

Ibarat mudik lebaran. Akan terasa nikmat ketika ongkos di jalan sudah cukup, oleh- oleh untuk orang tua sudah banyak, uang THR untuk dibagikan kepada saudara juga sudah melimpah. Semua orang pasti senang.

Sebaliknya, ketika ongkos di jalan masih pas- pasan, oleh- oleh juga belum ada. Uang tabungan juga hanya sedikit, tentu pemudik akan resah. Tidak bisa tenang.

Begitu pun dengan kematian. Ketika amal masih pas- pasan, manusia pasti akan takut. 

Celakanya, sebagian besar manusia terlena akan gemerlap dunia. Terlalu sibuk menumpuk harta. Menghambakan jabatan dan seterusnya.  

Padahal, sejauh mana pun pergi, suatu saat langkah kita pasti terhenti. Bisa jadi ketika awal melangkah, di tengah, maupun saat sampai di tujuan.

Yang pasti, kita semua akan pulang. Hanya waktu yang membedakan. Mari persiapkan amal sholeh dan ilmu yang bermanfat sebagai bekal di akhirat. 

Tabikpun. (**)