A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: strpos(): Non-string needles will be interpreted as strings in the future. Use an explicit chr() call to preserve the current behavior

Filename: MX/Router.php

Line Number: 239

Backtrace:

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/application/third_party/MX/Router.php
Line: 239
Function: strpos

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/application/third_party/MX/Router.php
Line: 72
Function: set_class

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/index.php
Line: 316
Function: require_once

Kado untuk Lampung, “Ayudia dan Jalan Pulangnya” Tayang Perdana di CGV Transmart | Harian Momentum

Kado untuk Lampung, “Ayudia dan Jalan Pulangnya” Tayang Perdana di CGV Transmart

1400 Views
Film Ayudia dan Jalan Pulangnya Gala premiere atau tayang perdana di CGV Transmart Bandarlampung.

MOMENTUM, Bandarlampung--Film “Ayudia dan Jalan Pulangnya” besutan rumah produksi Genia Visinema bakal tayang perdana di Bioskop CGV Transmart Jalan Sultan Agung Nomor 283, Wayhalim Permai, Bandarlampung, Kamis 18 Maret 2021 mulai pukul 10.00 WIB  hingga selesai.

Sutradara dan Produser Film Ayudia dan Jalan Pulangnya, Rizqon Agustia Fahsa mengatakan, film ini tayang perdana 18 Maret bertepatan dengan HUT Provinsi Lampung.

“Film dengan pemain: Ameilia Pripalda, Muktar Kelana, Humaidi Abas, Deddy Sulaimawan ini sebuah kado kecil dari Komunitas Film Indie Pesawaran. Kami ingin memakmurkan Lampung dengan kreativitas di dunia sinema. Biar Lampung tak ketinggalan dari daerah lainnya,” ujar Rizqon.

Rizqon sebagai produser mengaku modal nekat membuat film independen ini yang lumayan menelan bugdet. “Ini murni swadaya komunitas, nggak ada pembiyaan pihak lain. Kami bersyukur film “Ayudia dan Jalan Pulangnya” bisa diputar di bioskop setelah melalui perjuangan panjang dan cukup melelahkan. Harapan kami bisa tayang di bioskop seluruh ndonesia,” terang Rizqon.


Lebih lanjut, anggota Komite Film Dewan Kesenian Lampung ini memaparkan film bergenre drama dengan durasi 88 menit itu mengisahkan tentang Ayudia, sejak kecil diasuh oleh Om dan Tantenya di Jakarta. Tak banyak informasi yang ia ketahui tentang Ayahnya. Hingga pada satu waktu Ayudia memutuskan mencari Ayahnya yang bernama Samsuddin, hanya berbekal ingatannya pada laut, perahu dan lumba-lumba.

Ayudia ditemani Bayu dan Dije memulai pencarian Samsuddin ayahnya dari Teluk Kiluan Lampung.

Film yang diusung dari adaptasi kisah nyata ini mengambil lokasi shooting di Kota Tua (Jakarta), Pasar Bambukuning, kampung adat Waylima dan kawasan wisata yang ada di Kabupaten Pesawaran seperti: Pantai Mahitam, Pulau Kelagian, Desa Pagarjaya, Teluk Hantu, Pulau Wayang, dan Dermaga Ketapang.

“Dalam film ini, saya menawarkan keharuan drama dari Ayudia yang kehilangan sosok ayahnya sejak kecil, berpetualang dari tempat satu ke tempat lainnya mencari jejak Samsuddin. Lewat film ini saya  sekaligus ingin memperkenalkan potensi budaya dan wisata di lampung,” ujar Rizqon yang mengaku belajar film secara otodidak.

Rizqon menambahkan, untuk mengangkat kekayaan budaya dan kearifan lokal Lampung sengaja ada set lokasi di kampung adat dengan bahasa yang digunakan hampir separuhnya bahasa Lampung. "Ini upaya dari komunitas kami untuk mengangkat budaya Lampung agar bertumbuhkembang dan dikenal masyarakat secara luas," imbuh Rizqon.

Rizqon berharap ke depan Lmapung akan mendapat tempat dan diperhitungkan di industri film nasional. “Saya berharap di Lampung banyak rumah produksi yangprofesional dan produktif. Harapannya tentu bisa bersaing dengan rumah produksi dari daerah lainnya,” ujar Rizqon optimistis.(**)

Editor: Nurjanah/rilis