A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: strpos(): Non-string needles will be interpreted as strings in the future. Use an explicit chr() call to preserve the current behavior

Filename: MX/Router.php

Line Number: 239

Backtrace:

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/application/third_party/MX/Router.php
Line: 239
Function: strpos

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/application/third_party/MX/Router.php
Line: 72
Function: set_class

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/index.php
Line: 316
Function: require_once

Pelajar SMA dan SMK Lomba Menyulam Tapis di Museum Lampung | Harian Momentum

Pelajar SMA dan SMK Lomba Menyulam Tapis di Museum Lampung

1404 Views
Lomba menyulam tapi di Museum Negeri Lampung. Foto. Ashri.

MOMENTUM, Bandarlampung--Museum Negeri Provinsi Lampung kembali menggelar lomba untuk pelajar. Kali ini, lomba menyulam tapis untuk tingkat SMA dan SMK. 

Lomba yang digelar di pelataran Museum Lampung, Kamis (26-11-2020), diikuti 39 pelajar SMA/SMK. Berasal dari Bandarlampung, Lampung Selatan, Metro, dan Lampung Timur. 

Sehari sebelumnya, Museum Lampung menggelar lomba melukis gerabah tingkat SMP/MTs se-Bandarlampung.

Baca Juga: Para Pelajar Antusias Mengikuti Lomba Melukis Tapis di Gerabah

Sementara kegiatan yang berlangsung hari ini, disebut dengan 

Lomba Permuseuman Kriya Menapis. Kegiatan tahun ini bertujuan mengenalkan budaya kepada pelajar.


Kepala Museum Negeri Provinsi Lampung, Budi Supriyanto kepada Harianmomentum.com mengatakan jumlah peserta terpaksa dibatasi karena pandemi corona virus disease (Covid-19). “Kalau tidak pandemi, pasti lebih ramai lagi pesertanya. Harinya juga akan lebih panjang”, kata Budi.

Para peserta mulai menenun  tapis pada pukul 09.00 sampai 12 00. Begitu selesai, karya mereka pun dikumpulkan untuk dinilai oleh dewan juri. Pengumuman pemenang dilakukan pada pukul 13.30 di Gedung Bioskop Sanak Lampung. 

Menurut Budi, motif tapis yang disulam peserta adalah motif tertua yang telah ada sejak zaman prasejarah. Terdapat kombinasi antara motif pucuk rebung dan logo Ayo ke Museum. 

Budi menambahkan, makna pucuk rebung adalah hidup yang selalu bertumbuh dan berkembang dari dasar hingga dewasa.

“Jadi, ada dua yang dicapai. Mengenalkan tradisi Lampung dan mempromosikan gerakkan Museum di Hatiku yang merupakan program nasional”, katanya.

Salah satu juri, I Made Adhi Gunaidi mengatakan lomba menapis sangat penting untuk meningkatkan kreatifitas siswa-siswi dan mengajak mereka mencintai budaya Lampung. Selain itu, dia juga berharap generasi muda bangga terhadap kekayaan budaya Indonesia, khususnya Lampung.

“Lomba seperti ini sangat bagus supaya anak-anak mengingat kembali jati diri nenek moyangnya dan menyadarkan mereka, bahwa kita punya kekayaan (budaya) yang luar biasa”, kata Made.

Hal yang sama disampaikan pendamping peserta, Kemala. Dia menilai positif karena lomba menyulam tapis bermafaat untuk mengasah kemampuan siswa-siswi.

“Kalau dari awal sudah dikenalkan, nanti mereka (siswa-siswi) bisa mengembangkan untuk bekerja atau berwirausaha,” kata Kemala, guru SMK Negeri 4 Bandarlampung.

Pemenang lomba menapis pada hari itu adalah Sonia dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Bandarlampung dengan perolehan nilai 350. 

“Seneng banget bisa menang (lomba). Sebelumnya aku pernah ikut lomba menapis waktu SMP, tapi belum menang”, kata Sonia. (*)

Laporan: Ashri Fadilla

Editor: M Furqon.