A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: strpos(): Non-string needles will be interpreted as strings in the future. Use an explicit chr() call to preserve the current behavior

Filename: MX/Router.php

Line Number: 239

Backtrace:

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/application/third_party/MX/Router.php
Line: 239
Function: strpos

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/application/third_party/MX/Router.php
Line: 72
Function: set_class

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/index.php
Line: 316
Function: require_once

Gelaran TIBF akan Luncuran Buku Menjaga Bambu Nusantara dari Tubaba | Harian Momentum

Gelaran TIBF akan Luncuran Buku Menjaga Bambu Nusantara dari Tubaba

1102 Views
Persiapan Festival Bambu Internasional di Kabupaten Tulangbawang Barat

MOMENTUM, Panaragan--Penerbitan buku berjudul Menjaga Bambu Nusantara dari Tubaba akan menjadi salah satu rangkaian acara Tubaba International Bamboo Festival (TIBF) yang akan dihelat kawasan wisata Kota Budaya Uluan Ughik, Kabupaten Tulangbawang Barat pada 6–8 November mendatang.

Festival tersebut diselenggarakan Pemkab Tubaba berkerjasama dengan Sekolah Seni Tubaba dan didukungan  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Ketua Panitia TIBF Salim Try mengatakan, sesuai namnya, festival tersebut  menjadikan bambu sebagai pokok bahasan utama yang diketengahkan. Di dalam festival tersebut ddistribusikan berbagai hal bambu dengan spektrum yang luas, seperti:

arsitektur, seni kriya, seni pertunjukan, kuliner, dan pengetahuan tradisional.

"Festival ini memiliki sejumlah agenda, antaralain: penerbitan buku, pameran, workshop, seni pertunjukan, penanaman pohon bambu, dan permainan rakyat,"  kata Salim, Kamis (29-10-2020).

Dia menerangkan, buku berjudul Menjaga Bambu Nusantara dari Tubaba yang akan diluncurkan pada gelaran TIBF itu disusun oleh sepuluh orang  pegiat bambu dari berbagai latar belakang: akademisi, arsitek, pelaku industri bambu, pegiat kriya, dan seniman pertunjukan.  

Kesepuluh penyusun buku tersebut: Prof. Elizabeth Wijaya (akademisi), Muqodas Syuhada (arsitek), Undagi Jatnika Nagamiharja (praktisi) dan Eko Prawoto (arsitek). Selanjutnya: Singgih Susilo Kartono (praktisi), Gede Kresna (arsitek),  Lawe Samagaha (seni pertunjukan), Studio Dapur (kriya) dan Putra Dharmalko Tumangke Maxy (arsitek). 

"Semoga penerbitan buku tersebut bisa memberikan kontribusi positif bagi literasi bambu di Indonesia. Nanti peluncuranya akan ditayangkan secara daring," ungkapnya.

Produk-produk kriya bambu tradisional yang hidup di dalam kebudayaan sungai di kampung-kampung tua di Tubaba menjadi bagian penting dalam festival ini. Salah satu produk berbahan bambu yang menjadi peralatan penunjan perekonomian warga Tubaba adalah Bubu. Sejak ribuan tahuan lalu alat penangkap ikan itu  (bubu) sudah menjadi bagian penting dalam aspek kehidupan masyarakat Tubaba

"Pengetahuan warga kampung-kampung tua di Tubaba dalam teknologi pembuatan Bubu akan didistribusikan secara luas dalam gelaran festival melalui acara workshop Membuat Bubu," terangnya. 

Selain itu juga akan digelar Workshop kriya tradisional cara Membuat Keranjang Botol berbahan bambu dan  workshop Kuliner Bambu.

TIBF yang baru pertama digelar itu juga akan melibatkan sejumlah partisipan dari luar negeri, antara lain: Carlos Banon  dari Singapura, Christian Salandanan dari Filipina, Lucas Loo dari Malaysia, Osamu Sekigushi  dari Jepang,  Prof.Touki Shiga dari Jepang, Irina Biletska d ari Brazil dan Indra Santosa dari Swiss. 

"Para partisipan dari luar negeri itu akan terlibat dalam pameran bertajuk parametric in bamboo yang menampilkan  karya-karya sketsa instalasi bambu," ungkapnya.

Pelaksanaan rangkaian acara TIBF akan tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan covid-19. Pada acara pembukaan dan penutupan, panitia hanya mengundang tamu sejumlah 50 persen dari kapasitas gedung Ampi Teater Ulluan Nughik. Panitia juga menyiapkan seribu masker, hand sanithiser dan alat pendeteksi suhu tubuh. (**)

Laporan: Solihin

Editor: Munizar