A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: strpos(): Non-string needles will be interpreted as strings in the future. Use an explicit chr() call to preserve the current behavior

Filename: MX/Router.php

Line Number: 239

Backtrace:

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/application/third_party/MX/Router.php
Line: 239
Function: strpos

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/application/third_party/MX/Router.php
Line: 72
Function: set_class

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/index.php
Line: 316
Function: require_once

Besok, Mantan Aspri Gus Dur Diskusi di Rumah Klasika | Harian Momentum

Besok, Mantan Aspri Gus Dur Diskusi di Rumah Klasika

1142 Views
Ngatawi Al Zastrouw akan diskusi di Rumah Klasika di Sukarame. Leaflat.

MOMENTUM, Bandarlampung--Kelompok Studi Kader (Klasika) kembali menggelar diskusi rutin bertajuk Dialog Klasika.

Dialok digelar di Rumah Ideologi Klasika, Jalan Sentot Alibasya, Sukarame, Bandarlampung, Kamis (13-2-2020) mulai pukul 15.40 Wib.

Tema kontemplatif (perenungan) tentang Indonesia "Sebuah Upaya untuk Berguru pada Realitas", diusung untuk membedah realitas dan memaknainya kembali.

Dalam diskusi esok, Klasika menghadirkan budayawan nasional untuk menjadi pemantik dalam dialog tersebut, yaitu Ngatawi Al Zastrouw. Selain budayawan, Ngatawi adalah ketua Lesbumi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Tahun 2004-2009 dan eks asisten pribadi KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur.

Berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, acapkali luput disadari sebagai sebuah makna refleksi bagi kesadaran diri. Hal itu menjadi perenungan panjang kelompok diskusi yang didominasi aktivis Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan tersebut.

Direktur Klasika, Ahmad Mufid bertutur tentang gelaran diskusi tersebut. "Kondisi objektif dari realitas tak lagi dimaknai sebagai upaya menemukan kebenaran akan peristiwa, semua menjadi bias dan kabur, untuk itu kami review untuk memberikan pandangan kembali tentang realitas kebangsaan dewasa ini," katanya.

Dalam ruang lingkup Indonesia, berbagai realitas yang terjadi di repubilik ini, seperti peristiwa sosial, ekonomi dan, politik pun bagi sebagian orang hanya di maknai sebagai hal-hal biasa (tidak penting), sehingga tak perlu diambil pelajaran darinya.

Untuk itu, Klasika mengelar diskusi dengan harapan bisa menjadi bahan perenungan bersama agar menjadi modal generasi muda menatap ke depan.

"Harapannya pada dialog tersebut dapat terbangun keterbukaan berfikir masyarakat khususnya pemuda dalam merespon setiap fenomena yang terjadi di negeri ini," katanya. (*)

Laporan: Rifat Arif.

Editor: M Furqon.