A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: strpos(): Non-string needles will be interpreted as strings in the future. Use an explicit chr() call to preserve the current behavior

Filename: MX/Router.php

Line Number: 239

Backtrace:

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/application/third_party/MX/Router.php
Line: 239
Function: strpos

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/application/third_party/MX/Router.php
Line: 72
Function: set_class

File: /home/u199773734/domains/harianmomentum.com/public_html/app/index.php
Line: 316
Function: require_once

Tiga Kada Dapat Penghargaan Governance Award | Harian Momentum

Tiga Kada Dapat Penghargaan Governance Award

591 Views
Foto bersama penerima penghargaan "Governance Award" dari Fisip Unila./Vino

MOMENTUM, Bandarlampung--Tiga kepala daerah mendapatkan penghargaan 'Governance Award' karena dianggap dapat mewujudkan pemerintahan yang unggul bagi wilayahnya. Ketiganya, Walikota Bandarlampung Herman Hn, Walikota Metro Pairin serta Bupati Pringsewu Sujadi.

Penghargaan diberikan sebagai bentuk apresiasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Lampung (Unila), Selasa (11-2-2020).

"Kami menilai ketiga kepala daerah ini mampu melaksanakan tata kelola pemerintahanyang unggul dalam tujuh aspek penilaian," kata Dekan Fisip Unila Syarif Makhya.  

Adapun tujuh penilaian itu, yakni: reformasi birokrasi, pemerintahan yang bersih, pelayanan publik, keuangan daerah, kebebasan informasi, serta pelestarian budaya dan penguatan demokrasi. 

Menurut Syarif, penilaian tersebut berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tim peneliti Fisip Unila pada 15 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Lampung sejak Agustus hingga November 2019. 

"Penelitian itu meliputi, kuisioner yang diisi oleh 30 orang dari kalangan akademisi, praktisi, serta pengamat," paparnya.

Untuk metode penilaian, dia melanjutkan bobot kuisioner tersebut memiliki kriteria masing-masing nilai. "Skor 1 sangat baik, skor 2 baik, skor 3 cukup dan skor 4 tidak baik," ucapnya. 

Syarif menambahkan, semakin kecil skor yang diperoleh, maka semakin baik bobot nilai tersebut. "Kemudian, penilaian juga menggunakan data sekunder, yang menganalisis kebijakan, pemberitaan serta informasi yang berkaitan dengan penilaian," kata dia. 

Selain itu, penilaian juga dilakukan secara kuantitatif menggunakan skor terhadap kuisioner dengan bobot 60 persen terhadap data sekunder yang meliputi, website pemerintah daerah, kebijakan berita dan informasi lainnya dengan bobot sebesar 40 persen. 

Sementara itu, Rektor Unila Prof Karomani percaya bahwa penilaian yang dilakukan Unila adalah independen dan tidak terprovokasi oleh pihak manapun. "Saya yakin haqul yakin penilaian yang dilakukan sangat independen, termasuk sumber dananya bukan berasal dari kepala daerah yang mendapatkan penghargaan," kata Prof Karomani.(vaw)